Plasenta
Plasenta merupakan organ yang sangat aktif dan memiliki mekanisme khususuntuk menunjang dan mempertahankan hidup janin. Hal ini termasuk pertukaran gas yang efisien, transport aktif zat-zat energi. Jiwa ibu dan janin tergantung pada plasenta, baik tidaknya anak nanti bergantung pada baik buruknya faal plasenta.

Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.

plasenta “dewasa: / lengkap yang normal :
1. bentuk bundar / oval
2. diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm.
3. berat rata-rata 500-600 g
4. insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi / marginalis.
5. di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang diliputi selaput tipis desidua basalis.
6. di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion) menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7. sirkulasi darah ibu diplasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).

Pembentukan plasenta
Saat sinsitiotrofoblas menembus desidua, sinsitiotrofoblas menghasilkan human chorionic gonadotropin-hCG yang berfungsi agar corpus luteum tetap memproduksi estrogen dan progesteron untuk mempertahankan kehamilan.
Pada beberapa bagian desidua, sinsitium mengadakan invasi pada dinding arteri spiralis yang berada diantara desidua sehingga menjadi arteri berdinding tebal yang memungkinkan bertambahnya aliran darah.
Pembuluh darah tersebut rapuh dan mudah pecah sehingga membentuk lakuna yang berisi darah. Pada kehamilan normal, proses diatas berlangsung lengkap pada kehamilan 20 – 22 minggu.
Bila proses ini tidak berlangsung secara normal, kemungkinan akan terjadi penyakit hipertensi dalam kehamilan pada perjalanan kehamilan selanjutnya. Dengan proliferasi lebih lanjut, tonjolan trofoblas bentuknya menjadi bentukan seperti telapak tangan dan pembuluh darah terbentuk dalam inti mesodermal (villi chorialis).
Pada hari ke 19, seluruh hasil konsepsi sudah terbungkus dengan villi chorialis, sebagian villi chorialis menempel pada desidua (anchoring villi) dan sebagian besar mengapung bebas dalam lakuna darah. Pada stadium ini, penetrasi kedalam desidua berhenti akibat pengaruh imunologis atau mekanisme kimiawi. Terjadi pembentukan lapisan kolagen dimana arteri dan vena spiralis akan melakukan penembusan. Oleh karena pasokan darah terutama dibagian permukaan konseptus, maka dibagian tersebut villi chorialis akan tumbuh lebih cepat membentuk cabang-cabang dan disebut sebagai chorion frondusum.
Villi chorialis dibagian lain akan mengalami degenerasi dan membentuk chorion leave.
Chorion frondusum akan membentuk plasenta dan pembentukan plasenta lengkap pada hari ke 70 pasca fertilisasi seperti terlihat pada gambar berikut :



Hubungan antara chorionic sac, amnion dan embrio dengan endometrium, rongga uterus pada awal kehamilan. Pada gambar terlihat embrio pada kehamilan 10 minggu terhitung sejak hari pertama haid terakhir.



Ruang intervilus. Kotiledon janin dapat dilihat dan memperlihatkan pancaran darah arterial .
Aliran darah mengalir kedalam vena secara bertahap
Plasenta tersusun atas 200 trunkus-beberapa berukuran besar, beberapa berukuran sedang, namun banyak yang berukuran kecil- yang bercabang-cabang mejndai tangkai, cabang dan ranting yang diliputi vili korionik. Masing-masing trunkus utama membentuk 1 kotiledon- 10 berukuran besar, 40 berukuran sedang dan yang lainnya berukuran kecil dan secara fungsional berukuran bermakna.


Ketika telaga-telaga darah menyatu, tercipta satu ruang besar berisi darah tempat vili menutupi masing-masing kotiledon fetus mengapung dean digerakkan oleh pergerakan darah. Bagian atap ruang tersebut dibentuk oleh korion (chorionic plate) dan bagian dasarnya dibentuk oleh trofoblas dan desidua ( desidua plate). Berbagai ukuran tinggi dan besar septa berkembang dari desiuda untuk memisahkan masing-masing kotiledon janin; masing-masing membentuk ruang intervilosa. Masing-masing ruang intervilosa diperdarahi oleh sejumlah arteri tersendiri, yang masuk ke dalam ruang tersebut pada dasar septa.
Faal plasenta
Plasenta bekerja sebagai usus ialah mengambil makanan, sebagai paru-paru menegluarkan CO2 dan menganbil O2, sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal seperti ureumdikeluarkan oleh plasenta dan akhirnya dikeluarkan sebagai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormone-hormon penting yang digunaka untuk kelanjutan kehamilan.
Secara singkat fungsi plasenta adalah :
a. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat
Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan penghancuran dan absorpsi dari desidua, dan kemudian dari darah ibu. Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang, zat lemak, zat protein, vitamin dan mineral diambil darai darah ibu. Sebaliknya zat-zat sampah seperti CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah ibu.
Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan:
1. Pertukaran zat pasif
 Filtrasi : plasenta bekerja sebagai membrane permeable. Karena perbedaan tekanan hidrostatik, air dan zat yang larut di dalamnya melalui membrane plasenta
 Difusi : molekul-molekul kecil melalui membrane plasenta. Arah difusi bergantung pada konsentrasi dari zat-zat membrane tersebut. Difusi dipermudah dengan adanya “carrier system” dalam membarn plasenta, yang berbentuk molekul-molekul pengankut atau saluran dalam membrane plasenta.
 Diapedese : seperti eritrosit
2. Transport aktif
 Diatur oleh enzim : walawpun konsentrasi beberapa zat dalam darah janin lebih tinggi dari dalam darah ibu, zat-zat tersebut tetap mengalir ke arah darah janin. Rupa-rupanya ada transport aktif yang membutuhkan energy metabolism. Memang jaringan plasenta memiliki metabolism yang relative tinggi.
 Pinocytose : molekul-molekul yang besar seperti protein dikepung oleh penonjolan atau pencekungan dari sitoplasma.
b. Secara lengkap hormone yang dikeluarkan oleh plasenta adalah
1. Steroid hormone : esterogen dan progesterone
2. Protein hormone :
 Human Chorionic Gonadothropin Hormone ( hCG)
 Human Placental Lactogen Hormone (hPL)
 Human Chorionic Thyrotropin Hormone (hCT)
 Human Chorionic Cortirotropin (hCCT)
3. Releasing hormone:
 TSH
 LH/FSH
Disamping itu plasenta menghasilkan enzim seperti, Heat stable alkaline phosphatase, Oxytocinase dan Pregnancy specific protein.
c. Plasenta sebagai barrier
1. Barrier mekanis physis terhadap eritrosit, kuman dan molekul besar. Plasenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu ke dalam janin, tapi virus yang terlalu kecil kadang tak terhalang oleh plasenta
2. Barrier kimiawi
Beberapa zat yang masuk ke sinsitium diubah, seperti insulin yang berasl dari ibu.

Selain itu plasenta juga berfungsi untuk menjamin kehidupan dan pertumbuhan janin yang baik, diantaranya:
1. Nutrisi : memberikan bahan makanan pada janin
2. Ekskresi : mengalirkan keluar sisa metabolisme janin
3. Respirasi : memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
4. Endokrin : menghasilkan hormon-hormon : hCG, HPL, estrogen,progesteron
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibodi ke janin
6. Farmakologi : menyalurkan obat-obatan yang mungkin diperlukan janin, yang diberikan melalui ibu.
7. Proteksi : barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat-zat toksik (tetapi akhir2 ini diragukan, karena pada kenyataanya janin sangat mudah terpapar infeksi / intoksikasi yang dialami ibunya).

PLACENTA
Stained with haematoxylin and eosin
fetal part maternal part 1 - amnion
2 - chorionic plate
3 - chorionic villi
4 - placental septum (excrescence from decidua basalis)
5 - decidua basalis
6 - blood lacunas
fetal part maternal part 1 - amnion
2 - chorionic plate
3 - chorionic villi 4 - placental septum (excrescence from decidua basalis)
5 - decidua basalis
6 - blood lacunas
3 - chorionic villi
6 - blood lacunes containing maternal blood
7 - fetal blood vessels 8 - connective tissue (mesenchyme) of the villus
9 - syncytiotrophoblast


At a Glance
http://www.histol.chuvashia.com/atlas-en/female-04-en.htm
Dasar-dasar ginekologi, Derek
Ilmu kebidanan, sarwono
Obstetri Fisiologi, Unpad
Fisiologi, Sherwood
www.google.com (gambar)

PCOS

Sindrom Polikistik Ovarium
Sindroma Ovarium Polikistik (Polycystic Ovary Syndrome /PCOS) atau juga dikenal sebagai Sindroma Stein-Leventhal merupakan salah satu gangguan hormonal yang paling sering pada wanita (5% -10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun) dan diduga menjadi salah satu penyebab utama infertilitas wanita. PCOS diartikan sebagai kumpulan gejala akibat peningkatan hormon kelaki-lakian/androgen (hiperandrogenisme) dan adanya gangguan ovulasi tanpa disertai adanya kelainan pada anak ginjal (hiperplasia adrenal kongenital), peningkatan hormon prolaktin /produksi susu (hiperprolaktinemia) atau adanya tumor /neoplasma yang memproduksi hormon androgen.
Penyebab SOPK:

1. Resistensi insulin
2. Hiperandrogenemia
3. Kelainan produksi hormon gonadotropin
4. Disregulasi P450 c 17
Defek gen pembentuk P450 c 17α, yang mengkode aktivitas 17α-hidroksilase dan 17,20-lyase.
5. Genetik
Ada kecenderungan penurunan sifat secara autosomal dominan.
Gejala PCOS
Pada awalnya gejala umumnya ringan. Mungkin kamu hanya mengeluhkan beberapa dari sejumlah gejala berikut ini :
• Jerawat
• Berat badan meningkat
• Pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah atau bagian tubuh lainnya. Rambut di daerah wajah menebal dan semakin hitam. Terjadi pula pertumbuhan rambut berlebihan dipunggung, tengkuk dan dada.
• Penipisan rambut kepala.
• Gangguan haid. Dalam setahun penderita PCOS mengalami haid kurang dari 9 kali. Sebagian wanita tidak mendapatkan haid. Sejumlah penderita lain justru mengalami perdarahan vagina yang berlebihan.
• Sejumlah penderita PCOS mengalami kesulitan untuk memperoleh kehamilan.
• Depresi
Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas punya peluang sebanyak 50%-60% mengalami PCOS, terkait bahwa pada wanita obesitas punya kemungkinan ( karena mengalami resistensi insulin )sehingga menyebabkan kadar insulin dalam darah meningkat. Kadar insulin yang tinggi akhirnya merangsang laju androgen yang berlebihan sehingga menyebabkan maskulinisasi sepereti tubuhnya rambut dikumis, dagu, kaki, tangan yang berlebihan dan menyerupai pola pertumbuhan rambut laki-laki.







Diagnosis SOPK:

1. Kriteria Klinis
Hirsutisme (tumbuhnya rambut tubuh yang berlebihan), akne, obesitas/kegemukan (sangat tidak spesifik), oligomenore (menstruasi yang jarang), amenore (tidak menstruasi), perdarahan uterus disfungsi, dan infertilitas.

Konsensus Diagnostik menurut konferensi National Institute of Health (NIH) di Amerika Serikat:

a. gambaran ovarium polikistik tidak harus ada.
b. Kriteria mayor: anovulasi kronis dan hiperandrogenemia.
c. Kriteria minor: adanya resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, rasio LH/FSH lebih dari 2,5 dan gmbaran ovrium polikistik pada USG.

Diagnosis SOPK ditegakkan jika memenuhi SATU kriteria mayor dan sekurangnya DUA kriteria minor, dengan menyingkirkan penyebab lain hiperandrogenemia.

Konsensus Diagnostik menurut negara di Eropa:
a. Harus didapatkan gambaran ovarium polikistik dengan USG
b. Gangguan menstruasi (oligomenore atau amenore), dan atau
c. Gambaran klinis hiperandrogenemia (hirsutisme, akne)
d. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan iagnosis SOPK.

Kriteria praktis dari Homburg (2002):

1. Kriteria awal yang harus ada:
a. Gangguan menstruasi
b. Hirsutisme
c. Acne
d. Infertilitas anovulasi

2. Diagnosis ditegakkan cukup dengan memperoleh gambaran ovarium polikistik pada USG.

3. Jika tidak ditemukan gambaran ovarium polikistik pada USG, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis SOPK dapat ditegakkan jika ditemukan satu/lebih abnormalitas: peningkatan testosteron serum, peningkatan LH (luteinizing hormone), peningkatan testosteron bebas (dengan menyingkirkan hiperplasi adrenal), perbandingan glukosa puasa:insulin puasa kurang dari 4,5.

2. Kriteria Ultrasonografis (USG)

Kriteria diagnostik jika memakai USG transabdominal:
1. Penebalan stroma
2. Lebih dari 10 folikel berdiameter 2-8 mm di subkorteks dalam satu bidang.

Kriteria diagnostik jika memakai USG transvaginal:
1. Penebalan stroma 50%
2. Volume ovarium lebih dari 8 cm3
3. Lebih dari 15 folikel dengan diameter 2-10 mm dalam satu bidang

3. Kriteria Laboratorium

Pemeriksaan kadar hormon androgen, insulin, dan LH/FSH (Luteinizing Hormone/Follicle-Stimulating Hormone)

Kadar androgen yang dapat diperiksa adalah: testosteron, androstenedion, testosteron bebas, dehidroepiandrosteron (DHEA) atau dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS), dan dehidrotestosteron (DHT).

4. Menurut Kriteria Rotterdam (2003) diagnosis PCOS ditegakkan apabila memenuhi 2 dari 3 gejala,
(1) Adanya gangguan haid akibat sedikit hingga tidak adanya ovulasi (oligo- or anovulation)
(2) Adanya tanda secara klinis atau biokimia hiperandogen atau
(3) gambaran ovarium polikistik dari pemeriksaan USG.

Pengobatan
Adanya PCOS tidak berarti tidak akan hamil. Tapi mungkin berarti bahwa Anda akan memerlukan bantuan untuk membuat Anda berovulasi dengan normal. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan .
• Menurunkan resistensi insulin
Hal ini dapat diperoleh dengan mengendalikan/menurunkan berat badan. Diet rendah karbohidrat, berolah raga secara teratur. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengobatan untuk meningkatkan sensitivitas insulin dengan metformin dan thiazolidinedione (glitazones). Konsumsi metformin secara rutin akan menormalkan fungsi ovarium. Menstruasi akan normal dengan sendirinya dalam 1-2 bulan terapi.
• Menurunkan hormon androgen dan mengatur menstruasi.
Merokok dapat menyebabkan hormone androgen tinggi, sehingga konsumsi rokok harus dihilangkan. Hormon androgen yang tinggi dapat diturunkan dengan mengkonsumi obat yang mengandung cyproteron asetat (ada pada pil kb tertentu). Pil kb juga dapat membantu menormalkan komposisi hormonal yang abnormal pada PCO. Setelah beberapa bulan pengobatan selanjutnya adalah dilakukan induksi ovulasi untuk merangsang pertumbuhan sel telur.

Komplikasi SOPK Jangka Panjang:

1. Diabetes Melitus tipe 2
2. Dislipidemia
3. Kanker endometrium
4. Hipertensi
5. Penyakit kardiovaskular
6. Gestational DM
7. Pregnancy-induced hypertension (PIH)
8. Kanker ovarium
9. Kanker payudara






Patifosiologi,volume 2, Sylvia
http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/1
http://drprima.com/kandungan/sindroma-ovarium-polikistik-pcos-sebagai-penyebab-sulit-hamil.html
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20080309203759
http://www.medicinenet.com/polycystic_ovary/article.htm

Parasitologi

Parasitologi
Adalah ilmu yang mempelajari jasad-jasad yang hidup untuk sementara atau tetap di dalam atau tetap pada permukaan jasad lain dengan maksud untuk mengambil makanan sebagian atau seluruhnya dari jasad itu (parasitos = jasad yang mengambil makanan; logos = ilmu).
I. Zooparasit
Parasit yang berupa hewan,dibagi dalam :
a. Protozoa = hewan bersel satu seperti amoeba
b. Metazoan = hewan bersel banyak yang dibagi lagi dalam helminthes (cacing) dan arthropoda (serangga)

II. Fitoparasit = parasit berupa tumbuh-tumbuhan yang terdiri atas:
a. Bakteri
b. Fungus (jamur)

III. Spirochaeta dan Virus

Dalam mempelajari parasit perlu dikenal berbagai istilah dan definisi berikut:

Parasitisme
Mecakup setiap hubungan timbal-balik suatu spesies lain untuk kelangsungan hidupnya. Dalam hal tersebut, satu jenis jasad mendapat makanan dan lindungan jasad lain yang dirugikan dan mungkin dibunuhnya. Sebenarnya parasit tidak bermaksud membunuh hospesnya. Menurut derajat parasitisme dapat dibagi menjadi:
• Komensalisme
Jasad mendapat keuntungan dari jasad lain akan tetapi jasad lain tersebut tidak dirugikan.
• Mutualisme
Hubungan dua jenis jasad yang keduanya mendapat keuntungan.
• Simbiosis
Hubungan dua permanen antara dua jenis jasad dan tidak dapat hidup terpisah.
• Pemangsa (predator)
Adalah parasit yang membunuh terlebih dahulu mangsanya kemudian memakannya.

Hospes
Menurut macamnya hospes dapat dibagi menjadi :
• Hospes definitive
Hospes tempat parasit hidup, tumbuh menjadi dewasa dan berkembang biak secara seksual.
• Hospes perantara
Hospes tempat parasit tumbuh menjadi bentuk infektif yang siap ditularkan kepada manusia (hospes)
• Hospes resevoar
Hewan yang mengandung parasit dan merupakan sumber infeksi bagi manusia.
• Hospes paratenik
Hewan yang mengandung stadium infeksi parasit tanpa menjadi dewasa; dan stadium infektif ini dapat ditularkan dan menjadi dewasa pada hospes definitif.

Vektor
Jasad (biasanya serangga) yang menularkan parasit pada manusia dan hewan secara aktif. Misalnya: nyamuk Anopheles yang menularkan parasit malaria dan Chulex sebagai vector filariasis.

Zoonis
Adalah penyakit hewan yang dapat ditularkan kepada manusia, sebagai contoh: balantidiosis, yaitu penyakit parasitic yang disebabkan oleh Balantidium coli, suatu parasit babi yang kadang-kadang ditularkan kepada manusia.
Spesies yang dihinggapi parasit disebut hospes; yang mungkin menderita berbagai kelainan fungsi organ sehingga menjadi sakit.
Dalam daur hidup ditemukan berbagai stadium. Pada helmintes dikenal sebagai stadium dewasa, telur dan larva, sedangkan pada protozoa dikenal stadium trofozoit (vegetatif) dan kista. Berbagai stadium tersebut pada spesies tertentu dapat mempunyai istilah tersendiri.
Cara menulis nama parasit mengikuti International Code of Zoological Nomenclature. Tiap parasit digolongkan ke dalam filum, kelas, ordo, family, genus, dan spesies.
Untuk spesies ditentukan dengan dua nama, misalnya Ascaris lumbricoides

Penyakit parasitic yang merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, adalah
 Malaria
 Toksoplasma
 Penyakit yang disebabkan cacing yang ditularkan melalui tanah
 Filariasis
 Mikosis superfisialis

Sumber : Buku ajar Parasitologi FKUI