PCOS

Sindrom Polikistik Ovarium
Sindroma Ovarium Polikistik (Polycystic Ovary Syndrome /PCOS) atau juga dikenal sebagai Sindroma Stein-Leventhal merupakan salah satu gangguan hormonal yang paling sering pada wanita (5% -10% dari wanita usia reproduksi (12-45 tahun) dan diduga menjadi salah satu penyebab utama infertilitas wanita. PCOS diartikan sebagai kumpulan gejala akibat peningkatan hormon kelaki-lakian/androgen (hiperandrogenisme) dan adanya gangguan ovulasi tanpa disertai adanya kelainan pada anak ginjal (hiperplasia adrenal kongenital), peningkatan hormon prolaktin /produksi susu (hiperprolaktinemia) atau adanya tumor /neoplasma yang memproduksi hormon androgen.
Penyebab SOPK:

1. Resistensi insulin
2. Hiperandrogenemia
3. Kelainan produksi hormon gonadotropin
4. Disregulasi P450 c 17
Defek gen pembentuk P450 c 17α, yang mengkode aktivitas 17α-hidroksilase dan 17,20-lyase.
5. Genetik
Ada kecenderungan penurunan sifat secara autosomal dominan.
Gejala PCOS
Pada awalnya gejala umumnya ringan. Mungkin kamu hanya mengeluhkan beberapa dari sejumlah gejala berikut ini :
• Jerawat
• Berat badan meningkat
• Pertumbuhan rambut berlebihan pada wajah atau bagian tubuh lainnya. Rambut di daerah wajah menebal dan semakin hitam. Terjadi pula pertumbuhan rambut berlebihan dipunggung, tengkuk dan dada.
• Penipisan rambut kepala.
• Gangguan haid. Dalam setahun penderita PCOS mengalami haid kurang dari 9 kali. Sebagian wanita tidak mendapatkan haid. Sejumlah penderita lain justru mengalami perdarahan vagina yang berlebihan.
• Sejumlah penderita PCOS mengalami kesulitan untuk memperoleh kehamilan.
• Depresi
Wanita dengan berat badan berlebih atau obesitas punya peluang sebanyak 50%-60% mengalami PCOS, terkait bahwa pada wanita obesitas punya kemungkinan ( karena mengalami resistensi insulin )sehingga menyebabkan kadar insulin dalam darah meningkat. Kadar insulin yang tinggi akhirnya merangsang laju androgen yang berlebihan sehingga menyebabkan maskulinisasi sepereti tubuhnya rambut dikumis, dagu, kaki, tangan yang berlebihan dan menyerupai pola pertumbuhan rambut laki-laki.







Diagnosis SOPK:

1. Kriteria Klinis
Hirsutisme (tumbuhnya rambut tubuh yang berlebihan), akne, obesitas/kegemukan (sangat tidak spesifik), oligomenore (menstruasi yang jarang), amenore (tidak menstruasi), perdarahan uterus disfungsi, dan infertilitas.

Konsensus Diagnostik menurut konferensi National Institute of Health (NIH) di Amerika Serikat:

a. gambaran ovarium polikistik tidak harus ada.
b. Kriteria mayor: anovulasi kronis dan hiperandrogenemia.
c. Kriteria minor: adanya resistensi insulin, hirsutisme, obesitas, rasio LH/FSH lebih dari 2,5 dan gmbaran ovrium polikistik pada USG.

Diagnosis SOPK ditegakkan jika memenuhi SATU kriteria mayor dan sekurangnya DUA kriteria minor, dengan menyingkirkan penyebab lain hiperandrogenemia.

Konsensus Diagnostik menurut negara di Eropa:
a. Harus didapatkan gambaran ovarium polikistik dengan USG
b. Gangguan menstruasi (oligomenore atau amenore), dan atau
c. Gambaran klinis hiperandrogenemia (hirsutisme, akne)
d. Tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium untuk menegakkan iagnosis SOPK.

Kriteria praktis dari Homburg (2002):

1. Kriteria awal yang harus ada:
a. Gangguan menstruasi
b. Hirsutisme
c. Acne
d. Infertilitas anovulasi

2. Diagnosis ditegakkan cukup dengan memperoleh gambaran ovarium polikistik pada USG.

3. Jika tidak ditemukan gambaran ovarium polikistik pada USG, maka dilakukan pemeriksaan laboratorium. Diagnosis SOPK dapat ditegakkan jika ditemukan satu/lebih abnormalitas: peningkatan testosteron serum, peningkatan LH (luteinizing hormone), peningkatan testosteron bebas (dengan menyingkirkan hiperplasi adrenal), perbandingan glukosa puasa:insulin puasa kurang dari 4,5.

2. Kriteria Ultrasonografis (USG)

Kriteria diagnostik jika memakai USG transabdominal:
1. Penebalan stroma
2. Lebih dari 10 folikel berdiameter 2-8 mm di subkorteks dalam satu bidang.

Kriteria diagnostik jika memakai USG transvaginal:
1. Penebalan stroma 50%
2. Volume ovarium lebih dari 8 cm3
3. Lebih dari 15 folikel dengan diameter 2-10 mm dalam satu bidang

3. Kriteria Laboratorium

Pemeriksaan kadar hormon androgen, insulin, dan LH/FSH (Luteinizing Hormone/Follicle-Stimulating Hormone)

Kadar androgen yang dapat diperiksa adalah: testosteron, androstenedion, testosteron bebas, dehidroepiandrosteron (DHEA) atau dehidroepiandrosteron sulfat (DHEAS), dan dehidrotestosteron (DHT).

4. Menurut Kriteria Rotterdam (2003) diagnosis PCOS ditegakkan apabila memenuhi 2 dari 3 gejala,
(1) Adanya gangguan haid akibat sedikit hingga tidak adanya ovulasi (oligo- or anovulation)
(2) Adanya tanda secara klinis atau biokimia hiperandogen atau
(3) gambaran ovarium polikistik dari pemeriksaan USG.

Pengobatan
Adanya PCOS tidak berarti tidak akan hamil. Tapi mungkin berarti bahwa Anda akan memerlukan bantuan untuk membuat Anda berovulasi dengan normal. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan .
• Menurunkan resistensi insulin
Hal ini dapat diperoleh dengan mengendalikan/menurunkan berat badan. Diet rendah karbohidrat, berolah raga secara teratur. Selain itu dapat juga dilakukan dengan pengobatan untuk meningkatkan sensitivitas insulin dengan metformin dan thiazolidinedione (glitazones). Konsumsi metformin secara rutin akan menormalkan fungsi ovarium. Menstruasi akan normal dengan sendirinya dalam 1-2 bulan terapi.
• Menurunkan hormon androgen dan mengatur menstruasi.
Merokok dapat menyebabkan hormone androgen tinggi, sehingga konsumsi rokok harus dihilangkan. Hormon androgen yang tinggi dapat diturunkan dengan mengkonsumi obat yang mengandung cyproteron asetat (ada pada pil kb tertentu). Pil kb juga dapat membantu menormalkan komposisi hormonal yang abnormal pada PCO. Setelah beberapa bulan pengobatan selanjutnya adalah dilakukan induksi ovulasi untuk merangsang pertumbuhan sel telur.

Komplikasi SOPK Jangka Panjang:

1. Diabetes Melitus tipe 2
2. Dislipidemia
3. Kanker endometrium
4. Hipertensi
5. Penyakit kardiovaskular
6. Gestational DM
7. Pregnancy-induced hypertension (PIH)
8. Kanker ovarium
9. Kanker payudara






Patifosiologi,volume 2, Sylvia
http://pratamagriya.multiply.com/journal/item/1
http://drprima.com/kandungan/sindroma-ovarium-polikistik-pcos-sebagai-penyebab-sulit-hamil.html
http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&dn=20080309203759
http://www.medicinenet.com/polycystic_ovary/article.htm

0 Response to "PCOS"

Posting Komentar